Jakartaku tak pernah berhenti melahirkan gedung-gedung apartement nan megah.
Jakartaku menutup mata, bahwa dibelakang gedung-gedung itu ternyata ada perkampungan padat penduduk.
Jakartaku tak sadar, antara perkampungan dan apartement itu memperlihatkan kelasnya mereka.
Jakartaku, buatlah keadilan untuk tubuhmu sendiri.
Jakartaku, perintahkan budak-budakmu untuk berbuat adil dangan si miskin dan si kaya.
Jakartaku kau tak tahu, itu rusun-rusun yang kau bangun oleh budak-budakmu untuk si miskin malah di monopoli oleh si kaya.
Jakartaku tak sadar, dengan begitu orang semakin percaya bahwa Jakarta memiliki semboyan "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar